Thursday, December 14, 2006

KUMPULAN ARTIKEL ALGAE






2. Rumput Laut untuk Kosmetik

SELAMA ini, rumput laut lebih dikenal pemanfaatannya sebagai bahan makanan seperti agar-agar untuk pembuatan puding. Padahal, bila diproses lebih lanjut dapat menghasilkan lebih dari 500 jenis produk komersial, mulai bahan makanan, obat-obatan, kosmetik, sarana kebersihan seperti pasta gigi dan sampo, kertas, pewarna tekstil, pelumas pada pengeboran sumur minyak.

Pemanfaatan ruput laut di Indoensia sendiri sebenarnya telah dimulai sejak tahun 1920. Tercatat ada 22 jenis rumput laut digunakan secara tradisional sebagai makanan maupun obat-obatan.

Indonesia memiliki wilayah kepulauan dengan garis pantai yang sangat panjang. Di antaranya pantai landai dan dilindungi oleh selat atau teluk, laguna dengan perairan yang dangkal, berair tenang, bersuhu panas, dan sedikit hujan. Dengan faktor geografis demikian, Indonesia merupakan wilayah ideal untuk perkembangan pembudidayaan rumput laut. Terutama kawasan timur Indonesia merupakan daerah yang memiliki potensi rumput laut terbesar.

Dari hasil studi yang pernah dilakukan pada tahun 1990-an diperoleh informasi, ada 61 jenis dari 27 marga telah teridentifikasi dan tumbuh di perairan Indonesia. Diketahui juga rumput laut sudah lama dan terbiasa dijadikan makanan dan obat oleh masyarakat di wilayah pesisir. Namun, belum ada upaya pengembangan lebih lanjut pada produk lain yang punya nilai ekonomis lebih tinggi.

Dalam Ekspedisi Sibolga yang dilakukan pada zaman Belanda pernah ditemukan 555 jenis rumput laut di perairan Indonesia. Saat itu, diketahui 56 jenis di antaranya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan makanan ternak hingga bahan baku industri. Jenis yang memiliki nilai ekonomis umumnya termasuk dalam suku Rhodophyceae (alga merah), antara lain marga Glacilaria, Gelidium, Hypne, Eucheuma, dan Gelidiopsis.

Walaupun memiliki beragam jenis rumput laut, Indonesia belum banyak memanfaatkan potensinya yang begitu besar. Selama ini yang dimanfaatkan hanyalah Eucheuma (E spinosum dan E cottonii), Glacilaria, dan Sargassum. Itu pun dilakukan dengan cara mengambilnya dari alam. Hal ini bila dibiarkan dapat mengancam kelestarian spesies rumput laut itu dan merusak ekosistem perairan.

Adapun komponen yang digunakan dari rumput adalah karaguan yang dihasilkan dari alga merah digunakan untuk pembentuk gel,

penstabil produk makanan, dan kosmetik. Alginat yang dihasilkan dari alga cokelat digunakan sebagai pengental, penstabil, dan membuat makanan lebih creamy. Beta karoten yang dihasilkan dari alga hijau digunakan sebagai pewarna makanan kuning atau oranye.

Gel unik

Produk agar-agar memiliki suatu karakteristik yang unik karena memiliki daya ikat air. Kemampuan itu belum bisa disamakan dengan produk karagenan atau jeli. Rumput laut Red algae (Gellidium, Gracilaria, Gellidiella, Pterocladia) merupakan bahan baku pembuat agar-agar. Sejak berabad-abad silam agar-agar dimanfaatkan sebagai bagian komposisi dari makanan, minuman, dan pengobatan. Seiring dengan perkembangan, penggunannya semakin luas di antaranya sebagai pembuat gel, stabilizer, pengental, bahan tambahan dalam industri farmasi, dan media kultur bakteri.

Saat ini, tepung agar-agar masih diimpor dari luar negeri karena standar kualitas produksi dalam negeri belum stabil. Hal ini antara lain karena pembudidayaan belum banyak, panen yang belum pada waktunya, serta pengontrolan kualitas yang belum mantap.

Kualitas merupakan persoalan utama yang menyebabkan kebutuhan dalam negeri belum bisa terpenuhi. Salah satu yag menyebabkan kualitas rumput laut turun adalah kadar air yang tidak memenuhi standar sekira 35%. Umumnya, petani rumput laut --karena terdesak kebutuhan ekonomi-- menjual hasil panennya dengan kadar air masih 40-45%. Akibatnya, harga jual menjadi turun. Ketika rumput laut dikeringkan dan diolah oleh negara lain harganya menjadi berkali lipat. Untuk itu, masih perlu dilakukan sosialisasi dan perbaikan kualitas rumput laut demi meningkatkan potensi rumput laut berdaya jual tinggi.

Metabolit primer yang umumnya merupakan senyawa polisakarida dan bersifat hidrokoloid seperti karagenan, agar, alginat dan furcelaran digunakan sebagai senyawa aditif dalam industri farmasi dengan berbagai fungsi. Fungsinya meliputi pemberi suspensi, pengemulsi, dan pengental.

Metabolit primer lainnya seperti asam-asam amino oleh para ilmuwan dijadikan dasar sebagai sumber gizi. Metabolit sekunder yang merupakan senyawa bioaktif dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai obat.

Bahan kosmetik alami

Rumput laut dikenal pertama kali oleh bangsa Cina kira-kira 2700 SM, digunakan untuk sayuran dan obat-obatan. Tahun 65 SM, bangsa Romawi menggunakannya sebagai bahan baku kosmetik.

Beberapa jenis yang digunakan misalnya sebagai kosmetik tradisional seperti masker, lotion penyegar, dan pengobatan stroke adalah Ulva lactuca, Enteromorpha profera dan Sargassum spp. Untuk kosmetik, secara khusus menggunakan rumput laut cokelat yang mengandung alginat. Terdiri atas manuronat dan gluronat. Manuronat banyak digunakan sebagai bahan baku kosmetik lainnya.

Ektrak koloid dari rumput laut (alginat, agar, dan karagenan) menunjukkan sifat kompabilitas tinggi (mampu disatukan dengan bahan-bahan lain) dalam sedium kosmetik. Ekstrak ini memberikan rasa lembut di kulit dan tekstur kulit yang diinginkan. Sebagai pembentuk emulsi, stabilizer, zat pensuspensi, dan pengental digunakan untuk emulsi dan gel dalam konsentrasi kecil antara 1-5%. Sifatnya dapat dicuci dan membentuk film.

Rumput laut mengandung berbagai vitamin dalam konsentrasi tinggi seperti vitamin D, K, Karotenoid (prekursor vitamin A), vitamin B kompleks dan tokoferol. Kandungan polisakarida yang tinggi dan sebanding dengan glukan (polimer glukosa) dan polisakarida tersulfasi menunjukkan kerja melembabkan dan kerja higroskopik. Begitu kayanya kandungan rumput laut, sehingga dimanfatkan dalam kosmetik untuk menormalkan tegangan kulit, epitelisasi kulit, dan memberi nutrisi pada kulit.

Pembuatan produk-produk yang mengandung ektrak rumput laut ditujukan untuk memperlambat proses penuaan kulit (antiwrinkle/antiaging), yang terdiri dari produk-produk perawatan kulit dan pembersih tubuh. Rumput laut dapat digunakan pada produk-produk seperti berbagai macam krem untuk kulit, masker, lotion dan sunscreen. Konsentrasi yang digunakan bervariasi antara 1 hingga 3%.

Khasiat biologi dan kimiawi senyawa alginat juga dimanfaatkan pada pembuatan obat antibakteri, antitumor, penurun tekanan darah tinggi, dan mengatasi gangguan kelenjar. Hal itu karena unsur-unsur mineral yang terkandung di dalamnya seperti iodium, seng, dan selenium.

Unsur seng dan selenium diketahui dapat mencegah kanker. Kandungan seng dalam rumput laut diperkirakan 100 kali lebih tinggi dibandingkan yang ditemukan pada air laut.

Karagenan alga merah digunakan sebagai pasta gigi karena fiskositasnya tinggi dan strukturnya lebih lentur dan lembut. Hidrokoloid rumput laut jenis ini memiliki kemampuan yang unik dalam membentuk gel yang bertekstur pendek sesuai untuk pasta gigi. Penggunaan karaginan ini sekarang mulai menggeser bahan baku xanthangum untuk pasta gigi. Agar-agar selain sebagai bahan makanan yang sudah banyak dikenal, juga digunakan untuk kosmetik karena mengandung zat pengemulsi yang baik.

Bila melihat sifat-sifat fisika-kimia hidrokoloid rumput laut yang tersusun dari senyawa polisakkarida itu masih banyak lagi kemungkinan aplikasi baru yang lebih luas seperti cairan pembersih, pelapisan keramik, dan produk bertekanan, serta kertas. Pemanfaatan lain adalah pada kertas printer atau mesin pencetak, juga pada tekstil maupun karpet.

Keduanya membutuhkan bahan pasta yang mudah dituangkan, tetapi dapat terkontrol dengan baik untuk mendapatkan tingkat penetrasi yang baik. Sifat thixotropic dari hidrokolid rumput laut membuatnya cocok untuk tujuan ini.

Saat ini, di pasaran banyak beredar kosmetik yang mengandung bahan baku utama dari alam. Tidak ada efek samping dan klaim aman bagi kulit, bahkan kulit sensitif sekalipun. Dari formula tradisional kemudian dikembangkan dan diproses secara modern sehingga memenuhi kualitas standar produk.

Meningkatnya kebutuhan akan produk-produk kosmetik dari bahan alami memberikan peluang bagi potensi penggunaan rumput laut. Dengan begitu, rumput laut dapat dikembangkan untuk dijadikan bahan dasar kosmetik.

Para ahli kosmetik dan kecantikan sepakat rumput laut dan ekstrak rumput laut baik untuk perawatan kulit. Alginat, karagenan, dan agar memiliki zat-zat yang memberikan efek bermanfaat bagi kulit. Di Irlandia bahkan diproduksi tepung rumput laut yang umumnya dibuat dari Ascophyllum nodusum untuk perawatan tubuh dan algoterapi. (Noni Soraya, mahasiswa Pascasarjana Teknologi Industri Pertanian IPB)***

No comments: